MEMBANGUN MUTU PENDIDIKAN
Oleh : Yohanes Paiman.
Oleh : Yohanes Paiman.
Pengantar
Sebagian orang menyatakan bahwa hasil UN merupakan indikator prestasi sebuah sekolah. Sebagian lagi menyatakan bahwa hasil UN tidak selamanya benar untuk dijadikan sebagai penanda prestasi tersebut. Kedua pendapat itu, pada sisi dan argumen masing-masing, dapat dipahami dan diterima, karena UN memang memiliki beberapa peran fungsi.
Peran fungsi UN tersebut antara lain adalah, pertama, sebagai tolak ukur penentuan mutu/prestasi pendidikan. Kedua, media pemetaan mutu pendidikan. Ketiga, sebagai tes diagnostik pendidikan, untuk selanjutnya dicarikan terapinya agar lebih higienis. Keempat, sebagai umpan balik terhadap pelaksanaan sistem managemen pendidikan yang ditempuh, sekaligus sebagai alat evaluasi-koreksi untuk penyusunan program dan sistem managemen baru yang lebih mengena. Terakhir, sebagai alat penentu ketuntasan belajar, kelulusan siswa pada jenjang pendidikan tertentu, sekaligus sebagai alat seleksi masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Sayangnya, UN yang berperan bagus itu, pada kiprah dan pelaksanannya di lapangan sering dinodai oleh banyak pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Ini membuat praktik pelaksanaan UN menjadi bias, tidak valid, kurang akuntabel, dan sulit dipertanggungjawabkan dalam tataran tertentu.
Pembangunan Mutu
Membangun mutu pedidikan merupakan usaha terprogram/tersistem, sinergis, kontinyu, berproses secara kompleks, holistik, dan konsisten. Terprogram dimaknai, bahwa lembaga pendidikan memiliki goal/tujuan yang diterjemahkan dalam visi, misi, langkah strategis. Secara konseptual, tujuan tadi diterjemahkan dan dimplementasikan dalam seluruh aspek kegiatan lembaga tersebut, sampai tujuannya terwujud ideal. Sinergis dimaknai, terpadunya dan terkonsentrasikannya seluruh kekuatan dan elemen pendukung untuk secara bersama-sama memberdayakan diri sehingga tujuan lembaga tersebut terwujud secara ideal pada tahapan waktu yang ditentukan. Kontinyu, menunjuk makna bahwa usaha mengukir tujuan dan mutu pendidikan tadi dijalankan dari waktu ke waktu, proses ke proses, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan, pencapaian tingkat tertentu ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga terbentuk kurva meningkat ideal. Ini perlu perjuangan, ketelitian, kejelian, kesabaran, keuletan, ketangguhan, dan optimisme.
Kondisi dan upaya di atas harus dipahami secara serentak dan kompak oleh seluruh warga sekolah, disadari bersama, didukung, dijalani, dievaluasi, disempurnakan, diperjuangkan, dan diwujudkan bersama sebagai wujud komitmen, rasa syukur, pertalian horizontal-vertikal warga dan keluarga lembaga pendidikan tersebut.
Irama orchestra lembaga pendidikan tersebut adalah melangkah bersama membangun mutu pendidikan, sebagai wujud relasi insani dan transendental. Sungguh indah dan luar biasa. Inilah sebuah loyalitas murni dan terus penuh spirit. Ujungnya, tentu saja, Tuhan berkenan dan sekolah kita diberkati.
Sebagian orang menyatakan bahwa hasil UN merupakan indikator prestasi sebuah sekolah. Sebagian lagi menyatakan bahwa hasil UN tidak selamanya benar untuk dijadikan sebagai penanda prestasi tersebut. Kedua pendapat itu, pada sisi dan argumen masing-masing, dapat dipahami dan diterima, karena UN memang memiliki beberapa peran fungsi.
Peran fungsi UN tersebut antara lain adalah, pertama, sebagai tolak ukur penentuan mutu/prestasi pendidikan. Kedua, media pemetaan mutu pendidikan. Ketiga, sebagai tes diagnostik pendidikan, untuk selanjutnya dicarikan terapinya agar lebih higienis. Keempat, sebagai umpan balik terhadap pelaksanaan sistem managemen pendidikan yang ditempuh, sekaligus sebagai alat evaluasi-koreksi untuk penyusunan program dan sistem managemen baru yang lebih mengena. Terakhir, sebagai alat penentu ketuntasan belajar, kelulusan siswa pada jenjang pendidikan tertentu, sekaligus sebagai alat seleksi masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Sayangnya, UN yang berperan bagus itu, pada kiprah dan pelaksanannya di lapangan sering dinodai oleh banyak pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Ini membuat praktik pelaksanaan UN menjadi bias, tidak valid, kurang akuntabel, dan sulit dipertanggungjawabkan dalam tataran tertentu.
Pembangunan Mutu
Membangun mutu pedidikan merupakan usaha terprogram/tersistem, sinergis, kontinyu, berproses secara kompleks, holistik, dan konsisten. Terprogram dimaknai, bahwa lembaga pendidikan memiliki goal/tujuan yang diterjemahkan dalam visi, misi, langkah strategis. Secara konseptual, tujuan tadi diterjemahkan dan dimplementasikan dalam seluruh aspek kegiatan lembaga tersebut, sampai tujuannya terwujud ideal. Sinergis dimaknai, terpadunya dan terkonsentrasikannya seluruh kekuatan dan elemen pendukung untuk secara bersama-sama memberdayakan diri sehingga tujuan lembaga tersebut terwujud secara ideal pada tahapan waktu yang ditentukan. Kontinyu, menunjuk makna bahwa usaha mengukir tujuan dan mutu pendidikan tadi dijalankan dari waktu ke waktu, proses ke proses, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan, pencapaian tingkat tertentu ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga terbentuk kurva meningkat ideal. Ini perlu perjuangan, ketelitian, kejelian, kesabaran, keuletan, ketangguhan, dan optimisme.
Kondisi dan upaya di atas harus dipahami secara serentak dan kompak oleh seluruh warga sekolah, disadari bersama, didukung, dijalani, dievaluasi, disempurnakan, diperjuangkan, dan diwujudkan bersama sebagai wujud komitmen, rasa syukur, pertalian horizontal-vertikal warga dan keluarga lembaga pendidikan tersebut.
Irama orchestra lembaga pendidikan tersebut adalah melangkah bersama membangun mutu pendidikan, sebagai wujud relasi insani dan transendental. Sungguh indah dan luar biasa. Inilah sebuah loyalitas murni dan terus penuh spirit. Ujungnya, tentu saja, Tuhan berkenan dan sekolah kita diberkati.
Prestasi : Sebuah Usaha Kompleks
Potret kinerja pembangunan mutu pendidikan di atas menuntut usaha dan kerja serius dan kompleks dari setiap warga sekolah. Unsur lima M-IO ( man, mindset, management, machine, material/money, input, output ) harus benar-benar kita kelola nan efektif, efisien, dan produktif.
Man kita adalah warga sekolah, semua pihak yang terlibat dengan penyelenggaraan sekolah kita. Mereka adalah pemilik kita yaitu GKI Sinwil Jabar, BPK PENABUR, Guru/Karyawan, Murid, Orangtua/ pemercaya kita, Komite Sekolah, Lembaga Mitra kita. Mereka harus sepakat dan bersinergi membangun mutu pendidikan yang dikelola, dimiliki, dan dipercayanya.
Spiritualitas, karakter, dan semangat N2K ( Kristus ) harus mendasari kiprah dan kinerja mereka dalam menyelenggarakan pendidikan. Ini akan turut membangun kultur sekolah dan lembaga pendidikan kita. Kultur ini akan menjadi trade mark /brand pendidikan kita ke depan. Untuk itu perlu ada kesepakatan, sinergi, dan konsistensi yang mantap.
Mindset kita adalah pilihan arah dan model pendidikan yang kita bangun. Lembaga pendidikan kita ini hendak membangun manusia keluaran sekolah kita yang beriman mantap pada Kristus, berwawasan unggul kompetitif, serta mau bahkan rela melayani sesamanya sebagai ungkap syukur kepada Tuhan. Kepribadian dan kultur ini harus diwujudkan secara konsisten.
Management adalah tata kelola penyelenggaraan pendidikan. Perlu dipilih dan dilaksanakan sistem managemen yang kondusif, efektif, efisien, dan profit untuk mewujudkan dan mengendalikan mimpi kita membangun mutu pendidikan.
Machine dimaknai sebagai mesin pembelajaran; yaitu kegiatan belajar mengajar ( KBM ). Di sini terjadi atau dilakukan pemrosesan diri, karakter, wawasan, iman, dan semangat anak untuk melayani sesama dan Tuhannya, sebagai dasar pembangunan mutu lulusan. Inilah insan Kristus yang mengherankan. Kadang menjadi guru utama, menjadi hamba, menjadi sahabat, bahkan menjadi pelayan untuk semua.
Belakangan ini, atas tuntutan kurikulum KTSP, pembelajaran lebih terkonsentrasi pada aktivitas murid. Untuk itu dikenal istilah Student Centre Learning, pembelajaran terpusat pada murid. Di sini guru sebagai manager kelas harus mampu mengelola dan membangun situasi belajar yang kondusif, harus mampu menciptakan KBM yang efektif. Ia juga harus mampu menjadi inspirator siswa, motivator mereka, bahkan memoderatori kiprah belajar siswa tersebut agar belajar mereka menjadi menyenangkan, produktif, dan dinamis. Terkait dengan kondisi dan permintaan pasar yang demikian, maka upaya rekruitmen guru haruslah mampu menghadirkan guru-guru yang visioner dan sofisticated.
Material dimaknai sebagai sarana-prasarana pendukung pendidikan. Wujudnya banyak : gedung dan kelengkapannya, sarana pendingin ( ini penting karena suhu udara kita dan iklim kita luar biasa gerah ), IT, laboratorium, ruang praktikum, dan sebagainya. Semua harus baik, dipelihara, siap digunakan maksimal, dan mendukung pembangunan mutu lulusan.
Money adalah dana penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Dana perlu dikumpulkan dari banyak pihak, dari berbagai cara halal, dikembangkan, dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan mutu pendidikan kita. Aktivitas transaksinya perlu dipertanggungjawabkan secara transparan, akuntabel, serta responsibilitis. Ini untuk membangun kepercayaan setiap pemercaya kita. Selanjutnya menjadi dasar kerjasama kemitraan kita.
Input atau sumber siswa kita perlu kita pilih dengan tes seleksi. Kita perlu menetapkan kriteria seleksi kita agar terpilih calon siswa yang kompetitif dan kompetentif untuk membangun mutu pendidikan melalui mutu lulusan.
Output adalah lulusan siswa sekolah kita. Kualitas lulusan kita akan teruji oleh kondisi dan kiprah lulusan kita di lapangan. Kiprah mereka di masyarakat juga akan menjadi parameter sukses-gagalnya proses pembentukan dan pembelajaran di kelas kita selama ini. Untuk itu proses internal kita harus benar-benar baik, prosedural, elegan, dapat dipertanggungjawabkan. Prestasi PBM kita harus benar-benar mencapai bahkan melampaui KKM ( kriteria ketuntasan minimal ) dan SKL ( standar kompetensi lulusan ). Cara pemerolehan prestasi siswa tersebut juga harus melalui cara-cara yang halal dan benar. Untuk itu kepada siswa perlu diinternalisasikan nilai-nilai kejujuran, kebenaran universal, integritas, dan nilai Kristus.
Sistem kenaikan kelas pun perlu dibenahi searah dengan cita-cita dan citra di atas. Bisa dipilih, sistem kenaikan kelas sama ketat dengan sistem kelulusan; atau, sistem kenaikan kelas lebih ketat daripada sistem kelulusan. Lain dari itu jangan dipilih. Pilihan pertama kental dalam membangun mutu. Amat bagus dan proporsional. Benar-benar bermutu. Pilihan kedua ada kandungan spekulasi terkait dengan popularitas lembaga. Jika dipilih ketat dalam kenaikan kelas, maka ada dua risiko. Pertama, mungkin ada banyak siswa gagal, tetapi kualitas dan mentalitas siswa kelas berikut, termasuk kelas ujian, bagus dan akan sukses dalam UN. Risiko kedua, kalau gagal naik kelas maka gema suara minir hanya bergaung di lingkup sekolah dan sesaat. Tetapi kalau gagal UN maka gema suara minirnya bergaung ke segala penjuru. Ini berpengaruh kepada nilai jual aktivitas dan lembaga kita. Perlu diwaspadai.
Faktor Pendukung
Jika ditinjau dari unsur siswa sebagai subyek pendidikan dan pembelajaran kita, maka ada dua faktor pendukung upaya pembangunan mutu lulusan dan pendidikan; yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kepribadian siswa, motivasi diri, spirit dan daya juang merampungkan tugas belajarnya, cita-cita dan target hidupnya. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan, diarahkan, dibangun, dibina, dipupuk, dan dimantapkan dalam diri siswa menjadi sebuah kebutuhan mereka dalam mengarungi hidupnya. Jika ini muncul dan tumbuh subur, maka kita akan lebih mudah memberdayakan mereka belajar sukses dan tepat waktu. Inilah kualitas pelayanan kita. Inilah berkat yang bisa kita salurkan pada generasi kita.
Faktor ekternal meliputi unsur guru, kenyamanan lingkungan belajar/sekolah, KBM, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar anak. Guru perlu menjadi sosok yang visioner, supel, ramah tetapi tegas, berteladan, bersistem among, sabar dan berintegritas, serba bisa, disiplin, menjadi motivator, inspirator, inisiator, inovator. Ia perlu menjadi sosok yang berwibawa, ramah, dicari siswa sebagai pendamping belajar dan membangun konsep, serta menjadi pembina spiritualitas siswanya.
Lingkungan sekolah perlu diciptakan menjadi nyaman, tenang, aman, dan mendukung terciptaya KBM yang efektif. Ruang kelas dingin ber-AC, sekolah hijau perlu dipikirkan untuk diwujudkan agar murid betah belajar. Kondisi-kondisi tersebut akan membantu menciptakan ketenangan, konsentrasi, dan maksimalisasi usaha belajar dan pembangunan konsep siswa, di tengah-tengah iklim global yang tak bersahabat.
KBM harus bejalan efektif dan berkualitas. Di dalamnya terus terjadi transaksi pembelajaran nan dinamis, partisipatif, terkendali dalam suasana dan arus komunikasi antararah. Siswa konsentrasi, memberikan respon, membangun konsep, memperluas wawasan diri, memiliki keunggulan kompetitif, akhirnya leading dan survive.
Lingkungan keluarga perlu diupayakan saling perhatian, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling memberikan keamanan, kenyamanan, kedamaian, persatuan, perlindungan, serta didasari cukup ekonomi. Rumah dan keluarga harus menjadi lingkungan belajar pertama dan utama yang nyaman dan progresif bagi anak. Jadikan anak betah dan senang di rumah, menghargai dan kangen terhadap rumah dan keluarga. Jadikan anak bangga terhadap keluarganya sehingga ia penuh hormat dan loyal pada keluarga.
Lingkungan sekitar anak perlu diciptakan searah dan secitra dengan upaya nasional membangun mutu. Untuk itu perlu diciptakan kondisi lingkungan sekitar anak yang terus belajar, terus membaca, terus maju, dan terus mendukung pembangunan mutu pendidikan. Anak harus selektif dalam memilih teman sepergaulan di lingkungannya agar misi membangun mutu tetap lurus terwujud, tidak terkontaminasi pengaruh buruk yang ada di sekitarnya, dan sukses mutu.
Potret kinerja pembangunan mutu pendidikan di atas menuntut usaha dan kerja serius dan kompleks dari setiap warga sekolah. Unsur lima M-IO ( man, mindset, management, machine, material/money, input, output ) harus benar-benar kita kelola nan efektif, efisien, dan produktif.
Man kita adalah warga sekolah, semua pihak yang terlibat dengan penyelenggaraan sekolah kita. Mereka adalah pemilik kita yaitu GKI Sinwil Jabar, BPK PENABUR, Guru/Karyawan, Murid, Orangtua/ pemercaya kita, Komite Sekolah, Lembaga Mitra kita. Mereka harus sepakat dan bersinergi membangun mutu pendidikan yang dikelola, dimiliki, dan dipercayanya.
Spiritualitas, karakter, dan semangat N2K ( Kristus ) harus mendasari kiprah dan kinerja mereka dalam menyelenggarakan pendidikan. Ini akan turut membangun kultur sekolah dan lembaga pendidikan kita. Kultur ini akan menjadi trade mark /brand pendidikan kita ke depan. Untuk itu perlu ada kesepakatan, sinergi, dan konsistensi yang mantap.
Mindset kita adalah pilihan arah dan model pendidikan yang kita bangun. Lembaga pendidikan kita ini hendak membangun manusia keluaran sekolah kita yang beriman mantap pada Kristus, berwawasan unggul kompetitif, serta mau bahkan rela melayani sesamanya sebagai ungkap syukur kepada Tuhan. Kepribadian dan kultur ini harus diwujudkan secara konsisten.
Management adalah tata kelola penyelenggaraan pendidikan. Perlu dipilih dan dilaksanakan sistem managemen yang kondusif, efektif, efisien, dan profit untuk mewujudkan dan mengendalikan mimpi kita membangun mutu pendidikan.
Machine dimaknai sebagai mesin pembelajaran; yaitu kegiatan belajar mengajar ( KBM ). Di sini terjadi atau dilakukan pemrosesan diri, karakter, wawasan, iman, dan semangat anak untuk melayani sesama dan Tuhannya, sebagai dasar pembangunan mutu lulusan. Inilah insan Kristus yang mengherankan. Kadang menjadi guru utama, menjadi hamba, menjadi sahabat, bahkan menjadi pelayan untuk semua.
Belakangan ini, atas tuntutan kurikulum KTSP, pembelajaran lebih terkonsentrasi pada aktivitas murid. Untuk itu dikenal istilah Student Centre Learning, pembelajaran terpusat pada murid. Di sini guru sebagai manager kelas harus mampu mengelola dan membangun situasi belajar yang kondusif, harus mampu menciptakan KBM yang efektif. Ia juga harus mampu menjadi inspirator siswa, motivator mereka, bahkan memoderatori kiprah belajar siswa tersebut agar belajar mereka menjadi menyenangkan, produktif, dan dinamis. Terkait dengan kondisi dan permintaan pasar yang demikian, maka upaya rekruitmen guru haruslah mampu menghadirkan guru-guru yang visioner dan sofisticated.
Material dimaknai sebagai sarana-prasarana pendukung pendidikan. Wujudnya banyak : gedung dan kelengkapannya, sarana pendingin ( ini penting karena suhu udara kita dan iklim kita luar biasa gerah ), IT, laboratorium, ruang praktikum, dan sebagainya. Semua harus baik, dipelihara, siap digunakan maksimal, dan mendukung pembangunan mutu lulusan.
Money adalah dana penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Dana perlu dikumpulkan dari banyak pihak, dari berbagai cara halal, dikembangkan, dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan mutu pendidikan kita. Aktivitas transaksinya perlu dipertanggungjawabkan secara transparan, akuntabel, serta responsibilitis. Ini untuk membangun kepercayaan setiap pemercaya kita. Selanjutnya menjadi dasar kerjasama kemitraan kita.
Input atau sumber siswa kita perlu kita pilih dengan tes seleksi. Kita perlu menetapkan kriteria seleksi kita agar terpilih calon siswa yang kompetitif dan kompetentif untuk membangun mutu pendidikan melalui mutu lulusan.
Output adalah lulusan siswa sekolah kita. Kualitas lulusan kita akan teruji oleh kondisi dan kiprah lulusan kita di lapangan. Kiprah mereka di masyarakat juga akan menjadi parameter sukses-gagalnya proses pembentukan dan pembelajaran di kelas kita selama ini. Untuk itu proses internal kita harus benar-benar baik, prosedural, elegan, dapat dipertanggungjawabkan. Prestasi PBM kita harus benar-benar mencapai bahkan melampaui KKM ( kriteria ketuntasan minimal ) dan SKL ( standar kompetensi lulusan ). Cara pemerolehan prestasi siswa tersebut juga harus melalui cara-cara yang halal dan benar. Untuk itu kepada siswa perlu diinternalisasikan nilai-nilai kejujuran, kebenaran universal, integritas, dan nilai Kristus.
Sistem kenaikan kelas pun perlu dibenahi searah dengan cita-cita dan citra di atas. Bisa dipilih, sistem kenaikan kelas sama ketat dengan sistem kelulusan; atau, sistem kenaikan kelas lebih ketat daripada sistem kelulusan. Lain dari itu jangan dipilih. Pilihan pertama kental dalam membangun mutu. Amat bagus dan proporsional. Benar-benar bermutu. Pilihan kedua ada kandungan spekulasi terkait dengan popularitas lembaga. Jika dipilih ketat dalam kenaikan kelas, maka ada dua risiko. Pertama, mungkin ada banyak siswa gagal, tetapi kualitas dan mentalitas siswa kelas berikut, termasuk kelas ujian, bagus dan akan sukses dalam UN. Risiko kedua, kalau gagal naik kelas maka gema suara minir hanya bergaung di lingkup sekolah dan sesaat. Tetapi kalau gagal UN maka gema suara minirnya bergaung ke segala penjuru. Ini berpengaruh kepada nilai jual aktivitas dan lembaga kita. Perlu diwaspadai.
Faktor Pendukung
Jika ditinjau dari unsur siswa sebagai subyek pendidikan dan pembelajaran kita, maka ada dua faktor pendukung upaya pembangunan mutu lulusan dan pendidikan; yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kepribadian siswa, motivasi diri, spirit dan daya juang merampungkan tugas belajarnya, cita-cita dan target hidupnya. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan, diarahkan, dibangun, dibina, dipupuk, dan dimantapkan dalam diri siswa menjadi sebuah kebutuhan mereka dalam mengarungi hidupnya. Jika ini muncul dan tumbuh subur, maka kita akan lebih mudah memberdayakan mereka belajar sukses dan tepat waktu. Inilah kualitas pelayanan kita. Inilah berkat yang bisa kita salurkan pada generasi kita.
Faktor ekternal meliputi unsur guru, kenyamanan lingkungan belajar/sekolah, KBM, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar anak. Guru perlu menjadi sosok yang visioner, supel, ramah tetapi tegas, berteladan, bersistem among, sabar dan berintegritas, serba bisa, disiplin, menjadi motivator, inspirator, inisiator, inovator. Ia perlu menjadi sosok yang berwibawa, ramah, dicari siswa sebagai pendamping belajar dan membangun konsep, serta menjadi pembina spiritualitas siswanya.
Lingkungan sekolah perlu diciptakan menjadi nyaman, tenang, aman, dan mendukung terciptaya KBM yang efektif. Ruang kelas dingin ber-AC, sekolah hijau perlu dipikirkan untuk diwujudkan agar murid betah belajar. Kondisi-kondisi tersebut akan membantu menciptakan ketenangan, konsentrasi, dan maksimalisasi usaha belajar dan pembangunan konsep siswa, di tengah-tengah iklim global yang tak bersahabat.
KBM harus bejalan efektif dan berkualitas. Di dalamnya terus terjadi transaksi pembelajaran nan dinamis, partisipatif, terkendali dalam suasana dan arus komunikasi antararah. Siswa konsentrasi, memberikan respon, membangun konsep, memperluas wawasan diri, memiliki keunggulan kompetitif, akhirnya leading dan survive.
Lingkungan keluarga perlu diupayakan saling perhatian, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling memberikan keamanan, kenyamanan, kedamaian, persatuan, perlindungan, serta didasari cukup ekonomi. Rumah dan keluarga harus menjadi lingkungan belajar pertama dan utama yang nyaman dan progresif bagi anak. Jadikan anak betah dan senang di rumah, menghargai dan kangen terhadap rumah dan keluarga. Jadikan anak bangga terhadap keluarganya sehingga ia penuh hormat dan loyal pada keluarga.
Lingkungan sekitar anak perlu diciptakan searah dan secitra dengan upaya nasional membangun mutu. Untuk itu perlu diciptakan kondisi lingkungan sekitar anak yang terus belajar, terus membaca, terus maju, dan terus mendukung pembangunan mutu pendidikan. Anak harus selektif dalam memilih teman sepergaulan di lingkungannya agar misi membangun mutu tetap lurus terwujud, tidak terkontaminasi pengaruh buruk yang ada di sekitarnya, dan sukses mutu.
Manfaat Mutu
Mutu lulusan, mutu sekolah, mutu pendidikan diidamkan siapa pun. Untuk itu mutu menjadi penting dan menempati prioritas dalam penyelenggaraan pendidikan. Mutu pendidikan memliki dan memberikan banyak manfaat bagi siapa pun. Apa saja manfaat mutu itu ?
Berikut ini sedikit ulasan tentang manfaat mutu pendidikan. Mutu pendidikan menjadi simbol kebanggaan pemiliknya dan segenap civitas kampus. Mutu memberikan pamor dan wibawa tertentu bagi lembaga pendidikan. Mutu menjadi sumber favorit masyarakat terhadap sekolah itu. Mutu menjadi alat promosi dan nilai jual kampus di tengah masyarakat dan pencari tempat belajar. Jika sebuah lembaga sekolah diminati masyarakat maka tentu saja lembaga itu akan terus eksis dan survive. Ia memiliki kelangsungan hidup yang kontinyu. Selain itu, bagi pribadi lulusan yang juga bermutu, ia akan dengan lebih mudah mencari kerja karena dengan kondisi mutunya mampu bersaing dan menang. Ia memperoleh kesempatan untuk bekerja tenang dan hidup nyaman lebih panjang. Ia memperoleh kesempatan untuk mengabdikan diri kepada lembaga kerjanya dan masyarakat.
Mutu lulusan, mutu sekolah, mutu pendidikan diidamkan siapa pun. Untuk itu mutu menjadi penting dan menempati prioritas dalam penyelenggaraan pendidikan. Mutu pendidikan memliki dan memberikan banyak manfaat bagi siapa pun. Apa saja manfaat mutu itu ?
Berikut ini sedikit ulasan tentang manfaat mutu pendidikan. Mutu pendidikan menjadi simbol kebanggaan pemiliknya dan segenap civitas kampus. Mutu memberikan pamor dan wibawa tertentu bagi lembaga pendidikan. Mutu menjadi sumber favorit masyarakat terhadap sekolah itu. Mutu menjadi alat promosi dan nilai jual kampus di tengah masyarakat dan pencari tempat belajar. Jika sebuah lembaga sekolah diminati masyarakat maka tentu saja lembaga itu akan terus eksis dan survive. Ia memiliki kelangsungan hidup yang kontinyu. Selain itu, bagi pribadi lulusan yang juga bermutu, ia akan dengan lebih mudah mencari kerja karena dengan kondisi mutunya mampu bersaing dan menang. Ia memperoleh kesempatan untuk bekerja tenang dan hidup nyaman lebih panjang. Ia memperoleh kesempatan untuk mengabdikan diri kepada lembaga kerjanya dan masyarakat.
Penutup
Kita sudah melanglang dan membahas masalah sekitar UN, gelaran dan kaitannya dengan masalah mutu lulusan; juga masalah mutu pendidikan tentang apa, mengapa, bagaimana, serta manfaat mutu pendidikan itu. Sudah barang tentu pembahasannya cukup sederhana dan belum lengkap. Untuk itu Para Pembaca kiranya berkenan merespon dan memberikan kelengkapannya agar akhirnya tercipta sebuah paparan tentang mutu pendidikan yang lebih komprehensif dan dapat dipedomani siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.
Terima kasih dan selamat membaca.
Kita sudah melanglang dan membahas masalah sekitar UN, gelaran dan kaitannya dengan masalah mutu lulusan; juga masalah mutu pendidikan tentang apa, mengapa, bagaimana, serta manfaat mutu pendidikan itu. Sudah barang tentu pembahasannya cukup sederhana dan belum lengkap. Untuk itu Para Pembaca kiranya berkenan merespon dan memberikan kelengkapannya agar akhirnya tercipta sebuah paparan tentang mutu pendidikan yang lebih komprehensif dan dapat dipedomani siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.
Terima kasih dan selamat membaca.
0 komentar:
Posting Komentar