This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 06 Desember 2013

MEMBANGUN MUTU PENDIDIKAN

MEMBANGUN MUTU PENDIDIKAN
Oleh : Yohanes Paiman.
Pengantar
    Sebagian orang menyatakan bahwa hasil UN merupakan indikator prestasi sebuah sekolah. Sebagian lagi menyatakan bahwa hasil UN tidak selamanya benar untuk dijadikan sebagai penanda prestasi tersebut. Kedua pendapat itu, pada sisi dan argumen masing-masing, dapat dipahami dan diterima, karena UN memang memiliki beberapa peran fungsi.
    Peran fungsi UN tersebut antara lain adalah, pertama, sebagai tolak ukur penentuan mutu/prestasi pendidikan. Kedua, media pemetaan mutu pendidikan. Ketiga, sebagai tes diagnostik pendidikan, untuk selanjutnya dicarikan terapinya agar lebih higienis. Keempat, sebagai umpan balik terhadap pelaksanaan sistem managemen pendidikan yang ditempuh, sekaligus sebagai alat evaluasi-koreksi untuk penyusunan program dan sistem managemen baru yang lebih mengena. Terakhir, sebagai alat penentu ketuntasan belajar, kelulusan siswa pada jenjang pendidikan tertentu, sekaligus sebagai alat seleksi masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Sayangnya, UN yang berperan bagus itu, pada kiprah dan pelaksanannya di lapangan sering dinodai oleh banyak pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Ini membuat praktik pelaksanaan UN menjadi bias, tidak valid, kurang akuntabel, dan sulit dipertanggungjawabkan dalam tataran tertentu.
   
Pembangunan Mutu
      Membangun mutu pedidikan merupakan usaha terprogram/tersistem, sinergis, kontinyu, berproses secara kompleks, holistik, dan konsisten. Terprogram dimaknai, bahwa lembaga pendidikan memiliki goal/tujuan yang diterjemahkan dalam visi, misi, langkah strategis. Secara konseptual, tujuan tadi diterjemahkan dan dimplementasikan dalam seluruh aspek kegiatan lembaga tersebut, sampai tujuannya terwujud ideal. Sinergis dimaknai, terpadunya dan terkonsentrasikannya seluruh kekuatan dan elemen pendukung untuk secara bersama-sama memberdayakan diri sehingga tujuan lembaga tersebut terwujud secara ideal pada tahapan waktu yang ditentukan. Kontinyu, menunjuk makna bahwa usaha mengukir tujuan dan mutu pendidikan tadi dijalankan dari waktu ke waktu, proses ke proses, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan, pencapaian tingkat tertentu ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga terbentuk kurva meningkat ideal. Ini perlu perjuangan, ketelitian, kejelian, kesabaran, keuletan, ketangguhan, dan optimisme.
      Kondisi dan upaya di atas harus dipahami secara serentak dan kompak oleh seluruh warga sekolah, disadari bersama, didukung, dijalani, dievaluasi, disempurnakan, diperjuangkan, dan diwujudkan bersama sebagai wujud komitmen, rasa syukur, pertalian horizontal-vertikal warga dan keluarga lembaga pendidikan tersebut.
      Irama orchestra lembaga pendidikan tersebut adalah melangkah bersama membangun mutu pendidikan, sebagai wujud relasi insani dan transendental. Sungguh indah dan luar biasa. Inilah sebuah loyalitas murni dan terus penuh spirit. Ujungnya, tentu saja, Tuhan berkenan dan sekolah kita diberkati.
Prestasi : Sebuah Usaha Kompleks
    Potret kinerja pembangunan mutu pendidikan di atas menuntut usaha dan kerja serius dan kompleks dari setiap warga sekolah. Unsur lima M-IO ( man, mindset, management, machine, material/money, input, output ) harus benar-benar kita kelola nan efektif, efisien, dan produktif.
    Man kita adalah warga sekolah, semua pihak yang terlibat dengan penyelenggaraan sekolah kita. Mereka adalah pemilik kita yaitu GKI Sinwil Jabar, BPK PENABUR, Guru/Karyawan, Murid, Orangtua/ pemercaya kita, Komite Sekolah, Lembaga Mitra kita. Mereka harus sepakat dan bersinergi membangun mutu pendidikan yang dikelola, dimiliki, dan  dipercayanya.
    Spiritualitas, karakter, dan semangat N2K ( Kristus ) harus mendasari kiprah dan kinerja mereka dalam menyelenggarakan pendidikan. Ini akan turut membangun kultur sekolah dan lembaga pendidikan kita. Kultur ini akan menjadi trade mark /brand pendidikan kita ke depan. Untuk itu perlu ada kesepakatan, sinergi, dan konsistensi  yang mantap.
    Mindset kita adalah pilihan arah dan model pendidikan yang kita bangun. Lembaga pendidikan kita ini hendak membangun manusia keluaran sekolah kita yang beriman mantap pada Kristus, berwawasan unggul kompetitif, serta mau bahkan rela melayani sesamanya sebagai ungkap syukur kepada Tuhan. Kepribadian dan kultur ini harus diwujudkan secara konsisten.
    Management adalah tata kelola penyelenggaraan pendidikan. Perlu dipilih dan dilaksanakan sistem managemen yang kondusif, efektif, efisien, dan profit untuk mewujudkan dan mengendalikan mimpi kita membangun mutu pendidikan.
    Machine dimaknai sebagai mesin pembelajaran; yaitu kegiatan belajar mengajar ( KBM ). Di sini terjadi atau dilakukan pemrosesan diri, karakter, wawasan, iman, dan semangat anak untuk melayani sesama dan Tuhannya, sebagai dasar pembangunan mutu lulusan. Inilah insan Kristus yang mengherankan. Kadang menjadi guru utama, menjadi hamba, menjadi sahabat, bahkan menjadi pelayan untuk semua. 
      Belakangan ini, atas tuntutan kurikulum KTSP, pembelajaran lebih terkonsentrasi pada aktivitas murid. Untuk itu dikenal istilah Student Centre Learning, pembelajaran terpusat pada murid. Di sini guru sebagai manager kelas harus mampu mengelola dan membangun situasi belajar yang kondusif, harus mampu menciptakan KBM yang efektif. Ia juga harus mampu menjadi inspirator siswa, motivator mereka, bahkan memoderatori kiprah belajar siswa tersebut agar belajar mereka menjadi menyenangkan, produktif, dan dinamis. Terkait dengan kondisi dan permintaan pasar yang demikian, maka upaya rekruitmen guru haruslah mampu menghadirkan guru-guru yang visioner dan sofisticated.
    Material dimaknai sebagai sarana-prasarana pendukung pendidikan. Wujudnya banyak : gedung dan kelengkapannya, sarana pendingin ( ini penting karena suhu udara kita dan iklim kita luar biasa gerah ), IT, laboratorium, ruang praktikum, dan sebagainya. Semua harus baik, dipelihara,  siap digunakan maksimal, dan mendukung pembangunan  mutu lulusan.
    Money adalah dana penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan. Dana perlu dikumpulkan dari banyak pihak, dari berbagai cara halal, dikembangkan, dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan mutu pendidikan kita. Aktivitas transaksinya perlu dipertanggungjawabkan secara transparan, akuntabel, serta responsibilitis. Ini untuk membangun kepercayaan setiap pemercaya kita. Selanjutnya menjadi dasar kerjasama kemitraan kita.
    Input atau sumber siswa kita perlu kita pilih dengan tes seleksi. Kita perlu menetapkan kriteria seleksi kita agar terpilih calon siswa yang kompetitif dan kompetentif untuk membangun mutu pendidikan melalui mutu lulusan.
    Output adalah lulusan siswa sekolah kita. Kualitas lulusan kita akan teruji oleh kondisi dan kiprah lulusan kita di lapangan. Kiprah mereka di masyarakat juga akan menjadi parameter sukses-gagalnya  proses pembentukan dan pembelajaran di kelas kita selama ini. Untuk itu proses internal kita harus benar-benar baik, prosedural, elegan, dapat dipertanggungjawabkan. Prestasi PBM kita harus benar-benar mencapai bahkan melampaui KKM ( kriteria ketuntasan minimal ) dan SKL ( standar kompetensi lulusan ). Cara pemerolehan prestasi siswa tersebut juga harus melalui cara-cara yang halal dan benar. Untuk itu kepada siswa perlu diinternalisasikan nilai-nilai kejujuran, kebenaran universal, integritas, dan nilai Kristus.
    Sistem kenaikan kelas pun perlu dibenahi searah dengan cita-cita dan citra di atas. Bisa dipilih, sistem kenaikan kelas sama ketat dengan sistem kelulusan; atau, sistem kenaikan kelas lebih ketat daripada sistem kelulusan. Lain dari itu jangan dipilih. Pilihan pertama kental dalam membangun mutu. Amat bagus dan proporsional. Benar-benar bermutu. Pilihan kedua ada kandungan spekulasi terkait dengan popularitas lembaga. Jika dipilih ketat dalam kenaikan kelas, maka ada dua risiko. Pertama, mungkin ada banyak siswa gagal, tetapi kualitas dan mentalitas siswa kelas berikut, termasuk kelas ujian, bagus dan akan sukses dalam UN. Risiko kedua, kalau gagal naik kelas maka gema suara minir hanya bergaung di lingkup sekolah dan sesaat. Tetapi kalau gagal UN maka gema suara minirnya bergaung ke segala penjuru. Ini berpengaruh kepada  nilai jual aktivitas dan lembaga kita. Perlu diwaspadai.
   
Faktor Pendukung
      Jika ditinjau dari unsur siswa sebagai subyek pendidikan dan pembelajaran kita, maka ada dua faktor pendukung upaya pembangunan mutu lulusan dan pendidikan; yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi kepribadian siswa, motivasi diri, spirit dan daya juang merampungkan tugas belajarnya, cita-cita dan target hidupnya. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan, diarahkan, dibangun, dibina, dipupuk, dan dimantapkan dalam diri siswa menjadi sebuah kebutuhan mereka dalam mengarungi hidupnya. Jika ini muncul dan tumbuh subur, maka kita akan lebih mudah memberdayakan mereka belajar sukses dan tepat waktu. Inilah kualitas pelayanan kita. Inilah berkat yang bisa kita salurkan pada generasi kita.
    Faktor ekternal meliputi unsur guru, kenyamanan lingkungan belajar/sekolah, KBM, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar anak. Guru perlu menjadi sosok yang visioner, supel, ramah tetapi tegas, berteladan, bersistem among, sabar dan berintegritas, serba bisa, disiplin, menjadi motivator, inspirator, inisiator, inovator. Ia perlu menjadi sosok yang berwibawa, ramah, dicari siswa sebagai pendamping belajar dan membangun konsep, serta menjadi pembina spiritualitas siswanya.
    Lingkungan sekolah perlu diciptakan menjadi nyaman, tenang, aman, dan mendukung terciptaya KBM yang efektif. Ruang kelas dingin ber-AC, sekolah hijau perlu dipikirkan untuk diwujudkan agar murid betah belajar. Kondisi-kondisi tersebut akan membantu menciptakan ketenangan, konsentrasi, dan maksimalisasi usaha belajar dan pembangunan konsep siswa, di tengah-tengah iklim global yang tak bersahabat.
    KBM harus bejalan efektif dan berkualitas. Di dalamnya terus terjadi transaksi pembelajaran nan dinamis, partisipatif, terkendali dalam suasana dan  arus komunikasi antararah. Siswa konsentrasi, memberikan respon, membangun konsep, memperluas wawasan diri, memiliki keunggulan kompetitif, akhirnya leading dan survive.
    Lingkungan keluarga perlu diupayakan saling perhatian, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling memberikan keamanan, kenyamanan, kedamaian, persatuan, perlindungan, serta didasari cukup ekonomi. Rumah dan keluarga harus menjadi lingkungan belajar pertama dan utama yang nyaman dan progresif bagi anak. Jadikan anak betah dan senang di rumah, menghargai dan kangen terhadap rumah dan keluarga. Jadikan anak bangga terhadap keluarganya sehingga ia penuh hormat dan loyal pada keluarga.
    Lingkungan sekitar anak perlu diciptakan searah dan secitra dengan upaya nasional membangun mutu. Untuk itu perlu diciptakan kondisi lingkungan sekitar anak yang terus belajar, terus membaca, terus maju, dan terus mendukung pembangunan mutu pendidikan. Anak harus selektif dalam memilih teman sepergaulan di lingkungannya agar misi membangun mutu tetap lurus terwujud, tidak terkontaminasi pengaruh buruk yang ada di sekitarnya, dan sukses mutu.
Manfaat Mutu
      Mutu lulusan, mutu sekolah, mutu pendidikan diidamkan siapa pun. Untuk itu mutu menjadi penting dan menempati prioritas dalam penyelenggaraan pendidikan. Mutu pendidikan memliki dan memberikan banyak manfaat bagi siapa pun. Apa saja manfaat mutu itu ?
      Berikut ini sedikit ulasan tentang manfaat mutu pendidikan. Mutu pendidikan menjadi simbol kebanggaan pemiliknya dan segenap civitas kampus. Mutu memberikan pamor dan wibawa tertentu bagi lembaga pendidikan. Mutu menjadi sumber favorit masyarakat terhadap sekolah itu. Mutu menjadi alat promosi dan nilai jual kampus di tengah masyarakat dan pencari tempat belajar. Jika sebuah lembaga sekolah diminati masyarakat maka tentu saja lembaga itu akan terus eksis dan survive. Ia memiliki kelangsungan hidup yang kontinyu. Selain itu, bagi pribadi lulusan yang juga bermutu, ia akan dengan lebih mudah mencari kerja karena dengan kondisi mutunya mampu bersaing dan menang. Ia memperoleh kesempatan untuk bekerja tenang dan hidup nyaman lebih panjang. Ia memperoleh kesempatan untuk mengabdikan diri kepada lembaga kerjanya dan masyarakat.
Penutup
    Kita sudah melanglang dan membahas masalah sekitar UN, gelaran dan kaitannya dengan masalah mutu lulusan; juga masalah mutu pendidikan tentang apa, mengapa, bagaimana, serta manfaat mutu pendidikan itu. Sudah barang tentu pembahasannya cukup sederhana dan belum lengkap. Untuk itu Para Pembaca kiranya berkenan merespon dan memberikan kelengkapannya agar akhirnya tercipta sebuah paparan tentang mutu pendidikan yang lebih komprehensif dan dapat dipedomani siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.
    Terima kasih dan selamat membaca.

Narkoba Menghancurkan Masa Depan Generasi Muda Kita

ADA beberapa hal yang sangat penting diingat oleh para remaja dan pelajar, serta para orang tua dalam menyikapi masalah sekarang ini. Antara lain, narkoba, HP, televisi dan internet, sungguh dapat merusak dan menghancurkan masa depan generasi muda kita.

Pertama-tama mari kita antisipasi narkoba karena pengaruh narkoba dapat menghancurkan masa depan generasi muda kita. Kehebatan negera luar sengaja menghancurkan negara kita, di samping juga negara luar itu ingin mendapatkan uang yang banyak dengan usaha yang sedikit, yaitu mengedarkan dan memasarkan narkoba.


Telah banyak pemuda dan pelajar kita yang terlibat narkoba sehingga rusak moralnya, tidak menghargai lagi keluarganya, tidak mengindahkan lagi pekerjaannya dan lain sebagainya. Bahkan ada pula anggota TNI/Polri yang terlibat sebagai pengguna, pengedar dan penjual narkoba yang sangat berbahaya itu.

Hal itu dikatakan Komandan Koramil 15 Matang Kuli, Kapten Inf Dedik, pada acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di komplek Madrashah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Matang Kuli, Rabu (10/4).

“Narkoba membawa bencana, keluarga berantakan, anak-anak telantar, masa depan suram. Maka, hindari narkoba dan perbanyaklah ibadah kepada Allah SWT serta berukuwah Islamiyah menuju Indonesia bebas narkoba tahun 2015”. (F.864)R.26

Generasi Berkualitas Tentukan Masa Depan Suatu Bangsa

ANDAR LAMPUNG (Lampost.co): Anak-anak merupakan awal mata rantai manusia yang menentukan masa depan suatu bangsa. Agar dapat menjadi generasi berkualitas di masa depan, mereka membutuhkan pola asuh yang baik dengan memberikan kasih sayang dan stimulasi yang cukup serta pelayanan pendidikan, kesehatan, dan cakupan gizi yang baik.


Demikian disampaikan Direktur Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Burhanuddin usai sebagai pembicara dalam Parenting Show BKKBN di Mal Kartini, Sabtu (26/10) malam. Kegiatan ini menghadirkan pembicara seperti Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N., Direktur Pendudukan BKKBN Suyono, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Ipin Z.A. Husni, dan disiarkan langsung TVRI Lampung.

Parenting show merupakan program BKKBN dalam menyosialisasikan pola asuh anak yang baik dan terencana. Selanjutnya, Burhanuddin menjelaskan menguraikan berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah anak usia di bawah lima tahun mencapai 22,7 juta jiwa atau 9,54% dari penduduk Indonesia. Artinya, 1 dari setiap 10 penduduk Indonesia adalah balita.
Sebanyak 18 juta di antaranya berusia di bawah tiga tahun (batita). Karena itu, memerlukan perhatian yang serius dari pemerintah serta seluruh sektor dan lapisan masyarakat.

Ia mengakui pola pengasuhan anak di setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan budaya daerah masing-masing. Kendati demikian, pola pengasuhan anak harus terukur dengan mengedepankan pembinaan tumbuh kembang anak sesuai usia dan tahap perkembangannya dengan baik dan terencana sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak cerdas, mandiri, berkualitas, dan berkarakter.

"Setiap daerah itu memang memiliki pola pengasuhan sendiri-sendiri. Sesuai dengan kultur masing-masing daerah, seperti dari Jawa atau Lampung, tetapi intinya harus ada pembinaan tumbuh kembang anak sesuai usia dan tahap perkembangannya," ujar dia.

BKKBN sebagai lembaga yang concern dengan pembangunan keluarga Indonesia mempunyai program bina keluarga balita (BKB). Program ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu meningkatkan peran orang tua (ayah dan ibu) serta anggota keluarga lainnya dalam pembinaan tumbuh kembang anak balita sesuai dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki, baik dalam aspek fisik, kecerdasan emosional, maupun sosial, agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang maju mandiri dan berkualitas.

Pada tataran teknis, program BKB ini teraplikasikan dalam kelompok BKB. Setiap kelompok BKB ada beberapa kader yang berperan dalam memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada orang tua tentang bagaimana cara merawat dan mengasuh anak dengan baik.

Dalam satu kelompok BKB dibagi menjadi beberapa kelompok umur. Idealnya, setiap kelompok umur itu mempunyai dua sampai tiga kader. Kader-kader tersebut berbagi peran sebagai kader inti, yaitu kader yang bertugas sebagai penyuluh untuk menyampaikan materi kepada orang tua dan yang bertanggung jawab atas jalannya penyuluhan.

Untuk menyukseskan program tersebut, ia meminta dukungan dari pemerintah daerah sehingga dapat menggerakan program ini dengan baik, keluarga dapat menciptakan generasi yang cerdas, mandiri, sehat, dan berkualitas. Sementara Herman H.N. mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut dengan menggerakkan masyarakat untuk menjadi kader program BKB. Sementara Ipin Z.A. Husni menjelaskan program BKB di Lampung berjalan dengan baik.

BKB terintegrasi dengan kegiatan posyandu. Jadi, ketika kegiatan posyandu berlangsung, kegiatan BKB juga akan berjalan. Di posyandu tidak hanya kegiatan penimbangan dan pemberian makanan tambahan, tetapi juga ada pemberian penyuluhan mengenai aspek tumbuh kembang anak yang merupakan materi pokok kegiatan BKB.

Sementara parenting show yang digelar untuk menyadarkan masyarakat dan keluarga akan pentingnya pola asuh anak tersebut berlangsung meriah. Para kelompok BKB dan kelompok bina keluarga remaja (BKR) dari berbagai kecamatan di Bandar Lampung dihibur dengan penampilan penyanyi lawas, Dewi Yull.()

Pendidikan yang Baik untuk Anak

Pendidikan anak memang sangat penting. Pendidikan dari sekolah akan membantu seorang anak bukan hanya mengerti teori dari mata pelajaran yang diajarkan, namun yang terpenting yaitu cara belajar yang terstruktur dan baik. Dengan pendidikan yang baik, maka masa depan seorang anak akan lebih terencana dan terjamin. Namun, apakah pendidikan seorang anak hanya dilimpahkan pada sekolah saja? Bagaimana dengan peranan orang tua?

Sekolah

Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani yaitu skho·le´ yang berarti "waktu terluang". Namun dapat juga diartikan menggunakan waktu luang untuk kegiatan belajar. Belakangan kata ini digunakan untuk menunjukkan tempat diselenggarakan kegiatan belajar. Memang pada masa awal kegiatan belajar di tempat khusus seperti ini hanya bisa dinikmati oleh golongan kaya di Yunani. Demikian juga pada zaman dahulu di negeri-negeri lainnya, kegiatan belajar di sekolah hanya bisa dinikmati oleh golongan elit saja.
Saat ini, pendidikan di sekolah telah dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan golongan. Berbagai sekolah didirikan untuk menjadi tempat atau sarana pendidikan bagi anak. Berbagai kurikulum juga dikembangkan untuk sekolah agar dapat membantu anak memiliki cara belajar yang baik dan bermutu. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka bisa mendapatkan pendidikan umum di sekolah dengan mudah. Yang termasuk pendidikan umum adalah pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Beberapa jenjang pendidikan yang ada di berbagai sekolah di Indonesia yaitu:
  • Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

    Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah jenjang pendidikan paling awal. Jenjang pendidikan ini memang tidak wajib diikuti seorang anak, mengingat orang-tua juga memiliki kemampuan penuh untuk melakukannya. Pada jenjang ini, anak akan dibina agar siap memasuki pendidikan umum. Karena itu, pada jenjang ini lebih ditekankan untuk merangsang pikiran anak dan perkembangan jasmani seorang anak.
    • Usia: 0 - 6 tahun
    • Contoh: Kelompok bermain (play group) dan Taman Kanak-kanak (TK)
  • Pendidikan Dasar

    Pendidikan dasar adalah pendidikan yang wajib diikuti seorang anak selama 9 tahun. Pendidikan ini merupakan awal dari pendidikan seorang anak karena melatih seorang anak untuk membaca dengan baik, mengasah kemampuan berhitung serta berpikir. Pendidikan dasar mempersiapkan seorang anak untuk memasuki jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar umumnya dibagi menjadi 2 tahap, yaitu 6 tahun pertama di kelas 1 sampai 6. Kemudian dilanjutkan tahap berikutnya pada kelas 7 sampai 9 selama 3 tahun.
    • Usia: mulai usia 7 tahun
    • Contoh pendidikan dasar tahap pertama (6 tahun): Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
    • Contoh pendidikan dasar tahap kedua (3 tahun): Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MT)
  • Pendidikan Menengah

    Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah diselenggarakan selama 3 tahun. Beberapa jenis pendidikan menengah juga telah mempersiapkan seseorang memiliki keterampilan tertentu untuk dipersiapkan langsung ke lapangan kerja.
    • Contoh: Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA)
    • Contoh sekolah kejuruan: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan
  • Pendidikan Tinggi

    Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan tinggi diselenggarakan bukan lagi di sekolah melainkan di perguruan tinggi.
    • Contoh: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, Universitas

Kunci Pendidikan yang Baik

Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung. Apa yang dapat dilakukan oleh orang-tua bagi anaknya setelah mereka memasuki pendidikan di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.
  • Dukungan Orang-Tua

    Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.
  • Kerja Sama dengan Guru

    Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan anak Anda di sekolah.

    Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi, sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua, maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan anak Anda saat bersikap manis di rumah.
  • Sediakan waktu untuk anak

    Selalu sediakan waktu yang cukup banyak bagi anak Anda. Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika orang-tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang-tua. Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai menawari rokok dan narkoba. Anda bisa segera tanggap dengan hal tersebut jika Anda menyediakan waktu bagi anak-anak Anda.
  • Awasi kegiatan belajar di rumah

    Tunjukkan Anda berminat pada pendidikan anak Anda. Pastikan anak-anak Anda sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka. Wajibkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak Anda. Membacalah bersama-sama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak Anda. Kendalikan waktu menonton TV, Internet dan bermain game dari anak-anak Anda.
  • Ajari tanggung jawab

    Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan anak di rumah dan di sekolah. Apakah mereka mengerjakan tugas-tugas itu dengan benar dan baik? Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika Anda telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai memberikan anak Anda pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak Anda karena perlu diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.
  • Disiplin

    Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang. Jika Anda selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain bisa muncul jika Anda terlalu memanjakan anak Anda seperti seks remaja, narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah lainnya.
  • Kesehatan

    Jaga kesehatan anak Anda agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang cukup untuk anak Anda. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu hindari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.
  • Jadi teman terbaik

    Jadilah teman terbaik bagi anak Anda. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan.
Sebagai orang-tua, Anda dapat menghindari banyak problem dan kekhawatiran atas pendidikan anak Anda dengan mengingat bahwa kerja sama yang sukses dibangun di atas komunikasi yang baik. Kerja sama yang baik dengan para pendidik di sekolah juga dapat membantu melindungi anak Anda.

Kamis, 05 Desember 2013

BSE

Praktis Belajar Fisika 3 (IPA)
Kelas 12
Pengarang Aip Saripudin, Dede Rustiawan K., Adit Suganda
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Baca Online Download Media Pendukung





Aktif Belajar Fisika
Kelas 12
Pengarang Cari
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Baca Online Download Media Pendukung





Mudah dan Aktif Belajar Fisika 3 (IPA)
Kelas 12
Pengarang Dudi Indrajit
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Baca Online Download Media Pendukung





Fisika 3
Kelas 12
Pengarang Suharyanto, Karyono, Dwisatya Palupi
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Baca Online Download Media Pendukung





Panduan Pembelajaran Fisika
Kelas 12
Pengarang Suparmo, Tri Widodo
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Baca Online Download Media Pendukung